Syiar Ramadhan FEBI: Memaknai Spritualprenuership dalam Ajaran Berpuasa

Humas- Salatiga | Fakultas  Ekonomi dan Binsis Islam IAIN Salatiga menggelar acara Syiar Ramadhan 1422 H dengan mengusung tema “Ajaran Puasa tentang Spritualprenuership” pada hari selasa (27/4). Acara ini dihadiri oleh pengelola FEBI, dosen, karyawan dan perwakilan mahasiswa. Acara berjalan dengan hikmat dan dilanjutkan dengan buka puasa bersama.

Acara dibuka dengan sambutan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, Dr Anton Bawono, M.Si. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan harapan acara Syiar Ramadahan tersebut bisa membantu sivitas akademika FEBI untuk lebih memaknai Ramadhan dengan semangat spritualprenuership sehingga bisa membawa kemaslahatan.

Acara menjadi sangat spesial karena narasumber dalam acara Syiar Ramadhan tersebut adalah Wakil Walikota Salatiga, Bapak Dr. Muh Haris, S.S., M.Si. Dalam materi yang disampaikan, beliau memaparkan empat konsep spritualpreneurship dalam berpuasa. Pertama, mengenai pemahaman harta dalam teologi. Masih banyak masyarakat yang hanya beranggapan bahwa tak perlu memperbanyak harta karena akan memberat hisab tanpa menyadari bahwa ada peluang amal dari membelanjakan harta dijalan Allah SWT. Dari poin pertama ini, bisa disimpulkan bahwa harta mungkin akan menjadikan lama proses hisab, namun hisab yang terjadi adalah untuk menimbang banyaknya amal baik. 

Kedua, konsep zuhud dalam ajaran berpuasa. Ketika memahami puasa melatih seseorang untuk melakukan zuhud, maka sesungguhnya seseorang sedang meletakkan harta di tangan, bukan di hati. Jika seorang muslim sudah terlatih dalam meletakkan posisi harta dalam hidupnya, maka seorang muslim tersebut akan mudah dalam mencapai mindfulness, yaitu kesadaran dalam menghadirkan Allah SWT dalam setiap mencari dan membelanjakan hartanya.

Ketiga, sedekah adalah katalisator harta-harta kita. Di bulan Ramadhan ini, umat Islam tidak hanya melaksanakan puasa, tapi juga memperbanyak amal baik lainnya seperti sedekah. Sedekah sangat penting dilakukan karena bisa menjadi katalisator harta-harta yang dipunyai. Seperti layaknya katalisator yang dapat mempercepat dan memperlambat reaksi, maka sedekah pun bisa menjadi wasilah dalam mengubah takdir, memperbanyak rejeki, dan mendatangkan hal-hal baik lainnya.

Keempat, puasa merupakan sebuah cara untuk berlatih dalam pengendalian diri. Selama bulan puasa, seorang muslim tidak hanya berlatih untuk menahan haus dan lapar, tetapi juga menahan banyak tindakan-tindakan buruk. Semangat pengendalian diri ini dilatih selama bulan puasa dan diharapkan berlanjut hingga bulan-bulan setelahnya.

 Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Kaprodi Ekonomi Syariah, Dr. Qi Mangku Bahjatulloh, M.Si dan dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Meskipun acara menggunakan protokol kesehatan yang ketat dan physical distancing, tetapi acara tetap berlangsung dengan penuh kehangatan. (REP)

Wakil Walikota bersama Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *