Humas – Salatiga | Selasa, 29 Maret 2022 FEBI IAIN Salatiga menerima kunjungan studi banding dari Tim Lembaga Penjaminan Mutu Internal (LPMI) dan Tim Lembaga Penelitan dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Akademi Manajemen Administrasi Yogyakarta (AMAYO). Sebanyak 9 utusan dari AMAYO berkunjung ke FEBI IAIN Salatiga untuk berdiskusi tentang penjaminan mutu dan sharing review jurnal. Rombongan diterima secara langsung oleh Dekan FEBI IAIN Salatiga, Dr. Anton Bawono, M.Si. didampingi oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Mochlasin, M.Ag., Kabag TU, Umi Sahil, S.E. beserta Pengelola FEBI IAIN Salatiga. Dalam studi banding turut hadir pul Sekretaris LP2M IAIN Salatiga dan juga Para Pengelola Jurnal yang ada di FEBI IAIN Salatiga.

Dekan FEBI menyambut baik kehadiran utusan dari AMAYO ini sebab dengan studi banding kita bisa saling sharing bagaimana manajemen di masing-masing institusi. “Kami menyambut baik kedatangan bapak-bapak dan ibu-ibu dari AMAYO di FEBI IAIN Salatiga ini. Tentunya, dengan adanya studi banding seperti ini kita bisa saling bertukar ilmu mengenai pengelolaan atau manajemen di institusi kita. Dengan begitu kita dapat meningkatkan kualitas layanan kita pada para stakeholder,” terang Dekan. Beliau juga berharap bahwa silaturahim ini bisa tetap terjalin terus, salah satu caranya adalah dengan menjalin kerja sama seperti yang dilakukan pada acara ini, yaitu penandatangan nota kerja sama antara AMAYO dengan FEBI IAIN Salatiga.

Sementara itu Wakil Direktur I AMAYO, Wahyudiyono, S.E., M.M. menyampaikan mengenai maksud dan tujuan AMAYO melakukan studi banding di FEBI IAIN Salatiga. “Tujuan kami sowan ke FEBI IAIN Salatiga ini untuk belajar bagaimana pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi utamanya berkaitan dengan penjaminan mutu dan review jurnal tim Lembaga Penjaminan Mutu Internal (LPMI) dan Lembaga Penelitan dan Pengabdian Masyarakat (LPPM),” jelas beliau. Wadir I AMAYO juga mengatakan bahwa institusinya ingin memberikan wacana tambahan dalam pengelolaan akademik di AMA Yogyakarta, meningkatkan kualitas agar mencapai visi misi AMA Yogyakarta.

Usai acara sambutan, acara dilanjutkan dengan penandatanganan nota kerja sama antara kedua belah pihak. Kerja sama ini berkaitan dengan akademik maupun publikasi jurnal. Nota kerja sama ditandatangani oleh Dekan FEBI IAIN Salatiga Dr. Anton Bawono, M.Si., dan Wakil Direktur I selaku wakil dari Direktur AMAYO Yogyakarta yang pada hari ini berhalangan hadir.

Acara dilanjutkan dengan diskusi yang dimoderatori oleh Syaiful Anwar, M.Acc., dosen dari Program Studi Akuntansi Syariah FEBI IAIN Salatiga yang juga menjabat sebagai Gugus Jaminan Mutu Fakultas (GJMF). Diskusi diawali dengan paparan dari Sekretaris LPM IAIN Salatiga, Dr. Fetria Eka Yudiana, M.Si. Bu Fetria memaparkan tentang salah satu ukuran kemajuan PT adalah akreditasi. Di IAIN Salatiga ada 30 prodi, LPM adalah jantung universitas, LPM bertugas mengawal terlaksananya Akademik di PT. di tingkat Fakultas ada GJMF. Sebagai penjaminan mutu selalu mengawal penjaminan mutu bidang SPMI. Kegiatan reguler: tiap tahun melakukan audit mutu internal untuk mengukur keterlaksanaan lembaga, prodi, dan unit-unit yang ada di IAIN Salatiga dalam menjalankan IKU serta IKT.

Pemaparan selanjutnya disampaikan oleh Pemimpin Redaksi Jurnal Muqtasid, Agung Guritno, M.Pd. Pak Agung menjelaskan bagaimana perjalanan jurnal Muqtasid ketika berdiri. Muqtasid berdiri sejak 2010. Selama 7 tahun jurnal ini belum terakreditasi apapun, baru akhir tahun 2017 terakreditasi Sinta 4, lalu tahun 2018 terakreditasi Sinta 3, dan tahun 2019 terakreditasi Sinta 2. Saat ini sedang menuju untuk terindeks Scopus. Untuk naik kasta, Jurnal dari belum terakreditasi menjadi 4erakreditasi bisa menjadi Sinta 4 bisa dilakukan ketika supporting system-nya siap, seperti reviewer ada dari luar negeri. Untuk catatan review harus berkaitan dengan konten, bukan isi.

Diskusi semakin hangat dan hidup ketika masing-masing saling bertanya jawab mengenai pengelolaan jurnal, penjaminan mutu, maupun layanan akademik di tempat masing-masing. Tentu saja ada banyak hal yang bisa dipelajari dari diskusi ini untuk bisa coba diterapkan di institusi masing-masing agar layanan yang diberikan semakin baik. sebab, kata Fred Rogers, hidup adalah untuk pelayanan. (AHK)