Pererat Tali Silaturrahmi: FEBI Gelar Buka Bersama Seluruh Civitas Akademika

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Salatiga, mengadakan acara rutin tahunan, buka bersama dengan civitas akademika kampus. Acara tersebut diselenggarakan pada Rabu, 30 Mei 2018 di gedung Dekanat FEBI lantai dua. Acara ini dihadiri oleh Dekan FEBI IAIN Salatiga, Dr. Anton Bawono, M.Si, Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. Faqih Nabhan, MM, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr. Mochlasin, M.Ag, segenap dosen dan karyawan FEBI.

Serangkaian acara pada sore itu diawali dengan performance gitaris Salatiga yang cukup terkenal, sekaligus dosen pengampu mata kuliah Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, Dhoni Rizki Mahardika, MM. dibantu dengan beberapa Dosen Luar Biasa (DLB) FEBI. Dilanjutkan pembukaan acara secara resmi oleh Dekan FEBI, Dr. Anton Bawono, M.Si. dalam sambutannya, Dekan menuturkan bahwa “Acara ini merupakan acara istimewa, karena hanya diselenggarakan tiap tahun sekali. Acara ini bertujuan untuk menebarkan atmosfir kebahagiaan di bulan Ramadhan dengan mempererat rasa kekeluargaan seluruh civitas akademika FEBI IAIN Salatiga. Dengan harapan, semoga FEBI IAIN Salatiga semakin solid dan mampu membawa nama FEBI semakin melangit.”

Acara Buka Bersama yang bertemakan “Fasting in Economic Term” dilengkapi dengan tausiyah singkat yang disampaikan oleh Iskandar Chang, M.Si selaku dosen Manajemen Pemasaran di FEBI. Dalam tausiyahnya, dosen berdarah Cina yang kerap disapa dengan sapaan Chang I Pao ini, menyampaikan bahwa dalam Ramadhan terdapat tujuh term masyarakat, yaitu: 1) Masyarakat tauhid (madiinatul aqidah), yaitu menciptakan masyarakat yang semakin taat beribadah meningkatkan ketauhidan dalam hati. 2) Masyarakat ilmu dan pendidikan (madinatul ilm wa tarbiyah), yaitu masyarakat yang tekun belajar menuntut imu, dengan mengkaji kalam-kalam ilahi. 3) Masyarakat ibadah (madinatul ‘ibadah), yaitu menciptakan masyarakat yang semakin rajin beribadah. Berbondong-bondong menjalankan ibadah shalat tarawih dan tadarus di masjid. 4) Masyarakat adab (madinatul adab), yaitu menciptakan masyarakat yang semakin beradab. 5) Masyarakat ekonomi (madinatul mu’amalah), yaitu menciptakan masyarakat ekonomi. Pada musim Ramadhan, semakin banyak masyarakat yang bermu’amalah. Hal ini ditandai dengan banyaknya permintaan terhadap barang/jasa di pasar. 6) Masyarakat ukhwah (madinatul ukhwah), yaitu menciptakan masyarakat yang semakin mempererat tali persaudaraan. Bersilaturrahmi ke sanak saudara, misalnya dengan mengadakan buka bersama ataupun sahur bersama. 7) Masyarakat jihad fii sabilillah (madinatul jihad fii sabilillah), yaitu menciptakan masyarakat yang dengan ikhlas mau berjihad di jalan Allah, misalnya mengeluarkan harta zakat.

Di akhir tausiyahnya, Iskandar menambahkan, bahwa “Puasa Ramadhan adalah ibadah yang scarcity”. Karena hanya dijalankan setiap setahun sekali dan merupakan ibadah yang penuh dengan kelimpahan pahala. Maka dari itu, marilah berlomba-lomba memanfaatkan moment Ramadhan kali ini dengan lebih meningkatkan ibadah, mendekatkan diri kepada Allah SWT. (Rina)

Leave a Reply to Anonymous Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *